WASHINGTON - Tujuh tahun setelah kematian Osama bin Laden, ibu dari dalang serangan 11 September itu angkat bicara. Alia Ghanem dan sanak keluarga lainnya mengungkapkan bahwa keluarnya meyakini jika putra bin Laden menikahi putri pimpinan pembajak pesawat 11 September.
Hamza bin Laden, putra bin Laden yang telah bersumpah untuk membalas kematian ayahnya, belum bersentuhan dengan keluarganya sejak ayahnya dibunuh oleh Angkatan Laut AS di kompleksnya di Pakistan pada 2011. Namun, kerabatnya yakin dia telah menikahi putri Mohamed Atta, salah satu pemimpin kelompok serangan 11 September.
"Jadi apa yang akan mereka katakan adalah bahwa alumni 11/9 tetap sangat aktif dan sangat nyata bahkan 17 tahun setelah fakta," kata jurnalis The Guardian yang mewawancarai keluarga Osama bin Laden, Martin Chulov, seperti dikutip dari CBS, Minggu (5/8/2018).
Tahun lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menambahkan Hamza bin Laden ke daftar Teroris Global Khusus. Hamza masuk daftar setelah dia bertekad untuk melakukan, atau menimbulkan risiko serius melakukan, tindakan terorisme yang mengancam keamanan warga negara AS atau keamanan nasional.
Chulov mengatakan bahwa sementara ada spekulasi bahwa Hamza bin Laden ada di Pakistan, dia meyakini kemungkinan besar Hamza berada di Afghanistan.
Dari rumahnya di Jeddah, Arab Saudi, ibu bin Laden memberi tahu Chulov bahwa putranya adalah anak yang menarik, saleh, rajin yang akhirnya tersesat di universitas dan mengatakannya telah dicuci otaknya oleh orang lain. Saudara tirinya mengatakan kepada Chulov bahwa bin Laden memilih jalannya dan berkata ketika mereka melihat gambar mengerikan dari World Trade Center dan Pentagon terbakar, mereka memahami secara naluriah bahwa di sanalah saudara yang bertanggung jawab untuk itu.
Chulov mengatakan itu tak terbantahkan bahwa selama pendudukan Soviet di Afghanistan, bin Laden dan keluarganya didukung oleh negara Arab Saudi. Namun, setelah berbicara dengan keluarga, Chulov mengatakan tidak ada indikasi bahwa pemerintah Saudi memiliki tangan langsung dalam serangan 11/9.(jinfo/Snd)

0 Komentar